RESENSI BIOGRAFI ‘JEJAK LANGKAH PAK HARTO'
Buku yang berjudul
‘Jejak Langkah Pak Harto’ ini merupakan buku yang mengisahkan perjalanan sang
pemimpin orde baru dimasa pemerintahannya periode yang pertama. Buku yang
disusun oleh tim dokumenter kepresidenan ini mengisahkan secara detail kegiatan
keseharian Soeharto dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin negara
Indonesia. Dengan ketebalannya yang 532 halaman, buku ini menuliskan
kunjungan-kunjungan kerja Soeharto ke berbagai negara untuk melakukan hubungan
kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan. Termasuk juga kunjungan kerja ke
berbagai daerah di seluruh pelosok Tanah Air. Buku yang dicetak oleh PT. Citra
Lamtoro Gung Persada ini juga tak ketinggalan dalam merekam kisah Presiden
dalam menerima tamu negara di Jakarta.
Setelah terpilih
menjadi presiden RI, Soeharto membentuk kabinet baru dengan nama Kabinet
Pembangunan. Pada Kabinet pembangunan I, Soeharto menyusun dan merencanakan
Repelita(rencana pembangunan lima tahun). Dalam Repelita I, Presiden Soeharto
meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung
pertanian. Pada tanggal 1 April 1969 dimulai Pembangunan Lima Tahun (Pelita)
tahap I.
Ada beberapa hal yang
dilakukan oleh Soeharto untuk menstabilisasikan kegiatan ekonomi dan politik
dalam negeri yang dicatat dan direkam oleh biografi ini selama periode Kabinet Pembangunan I:
-
Pembentukan Kabinet Ampera
Soeharto dengan
dukungan Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 membentuk kabinet baru yang diberi
nama Kabinet Ampera.Tugas utama Kabinet Ampera adalah menciptakan stabilitas
ekonomi dan stabilitas politik, atau dikenal dengan nama Dwidarma Kabinet Ampera. Program kerja yang dicanangkan Kabinet
Ampera disebut Caturkarya
Kabinet Ampera, yaitu:
1.
memperbaiki perikehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan
pangan;
2.
melaksanakan pemilihan umum dalam batas waktu seperti tercantum
dalam Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966 (5 Juli 1968);
3.
melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk
kepentingan nasional sesuai dengan Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966;
4.
melanjutkan perjuangan antiimperialisme dan antikolonialisme
dalam segala bentuk dan manifestasinya
-
Pembersihan
PKI dan ormas-ormasnya
Selanjutnya buku yang dieditorkan oleh G Dwipayana
dan Nazarudin Sjamsudin ini masih memuat tentang PKI. Dimana pada bulan Maret
1966, Presiden Soeharto membubarkan PKI serta menyatakan PKI sebagai partai
terlarang di Indonesia. Kemudian pada tanggal 8 Maret
1966 presiden Soeharto mengamankan 15 orang menteri yang dianggap terlibat Gerakan
30 September 1965.
-
Penyederhaan Partai Politik
Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan
pemilihan umum yang pertama pada masa Orde Baru pemerintahan pemerintah
melakukan penyederhaan dan penggabungan (fusi) partai- partai politik menjadi
tiga kekuatan sosial politik.
-
Swasembada Beras
Pada masa Kabinet Pembangunan 1, sebagai
wujud dari program Pelita I yang menitikberatkan fokusnya pada sektor
pertanian, maka Soeharto meningkatkannya melalui pembanguna berbagai prasarana
pertanian seperti irigasi dan perhubungan, teknologi pertanian, hingga
penyuluhan bisnis. Hasilnya pun tahun 1970-an Indonesia menjadi salah satu
negara pengimpor beras terbesar di dunia.
Namun karena dicetak pada tahun 1991,
buku biografi ini menampilkan gambar dengan model warna sepia sehingga
gambar-gambar yang terdapat dalam buku biografi ini kurang jelas. Dilain sisi,
buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh para peserta didik sebagai calon
pemimpin negara ini kedepan, karena buku ini memuat keseharian presiden
Soeharto sebagai pengatur roda pemerintah NKRI. Tak ketinggalan juga para
pemimpin saat ini, biografi sangat mengajarkan bagaimana sesungguhnya jadi
seorang pemimpin yang baik di masyarakat.
Berikut 5 Hal yang Dapat di
Contoh dari Sosok Kepemimpinan Soeharto :
1. Keberanian
Sudah dapat dipastikan bahwa seorang militer seperti Presiden
Soeharto adalah sosok yang berani, baik dalam memimpin aksi militernya maupun
saat memerintah negeri ini. Dalam memimpin aksi militer, acapkali Beliau
berhasil dalam setiap misi-misinya. Sedangkan saat memerintah negeri ini,
beliau berani dalam melawan komunis-komunis yang ada di Indonesia (yang
notabene Indonesia masih kacau saat menjadi presiden). Serta presiden Soeharto
tegas dalam mengambil keputusan meskipun keputusan tersebut ditentang
sekalipun.
2. Ketegaran
Memang semua tindakan mengundang pro dan kontra, tak terlebih
saat masyarakat Indonesia menginginkan adanya reformasi besar-besaran. Disini
saya melihat bahwa Presiden Soeharto dengan tegar melepaskan sikap
kediktatorannya dan mengundurkan diri sebagai presiden. Tidak seperti pemimpin
Libya yang baru tewas baru orde kediktatorannya di lepas.
3. Kemauan
Dalam memimpin negara ini, kemauan untuk memajukan negeri ini
terlihat dengan kuat seperti kemauan untuk memajukan pertanian di Indonesia.
Disamping itu, Presiden Soeharto juga memiliki kemauan yang sangat kuat dalam
menyelesaikan polemik yang terjadi di Indonesia saat itu. Andai saja saat itu
(dengan kondisi politik yang tidak stabil) presiden menerapkan system
demokratis mungkin negeri ini akan kacau sebab masih banyak paham-paham yang
ada di Indonesia seperti paham komunis.
4. Integritas
Banyak integritas yang telah dituangkan oleh Presiden
Soeharto seperti pada bidang politik (menghapus paham komunis dan menstabilkan
bangsa yang sedang kaca saat itu), ekonomi (terlihat yang paling mencolok saat
swasembada beras), pendidikan (pendidikan formal telah mulai dicanangkan).
5. Komitmen
Presiden Soeharto memiliki komitmen yang sangat kuat untuk
mengubah bangsa (saat itu) dari kondisi politik yang tidak stabil (banyak paham
yang dapat merusak bangsa seperti paham komunis) menjadi kondisi yang aman dan
tentram.